Bicara tentang
pengalaman, sebenarnya begitu banyak pengalaman yang bisa diceritakan apalagi
berbicara pengalaman ketika mondok itu banyak sekali pengalaman yang didapat,
baik itu pengalaman yang manis maupun pahit semuanya terkumpul menjadi satu.
Karena bisa dibayangkan begitu mungilnya saya bersama teman teman yang masih
berusia dini sekitar 12-13 tahun pada tanggal 25 Juli tahun 2010 kami masuk
pondok bersama sama seusia itu kami sudah dituntut untuk jauh dari rumah, jauh dari orang tua dan dituntut secara mau
maupun tidak mau untuk menghadapi hidup serta menata kehidupan sendiri dalam 6
tahun kedepan yang kelak akan melahirkan
sifat kemandirian. Begitu panjang
perjalanan saya bersama teman teman dalam menyelesaikan pendidikan di pondok
selama 6 tahun, suka dan duka kita rasakan bersama sama. Manis pahitnya kita
rasakan bersama sama.
Sedikit
menceritakan tentang pondok Kafila, pondok Kafila terletak di Jalan Raya Bogor
KM 22 Ciracas-Jakarta timur, pondok
Kafila ini terletak di pusat keramaian ibukota jakarta, karena letak pondok
Kafila ini sangat dekat dengan tempat tempat yang menjadi kunjungan banyak
orang dari luar jakarta, seperti sebuah pasar yang besar yang dikenal dengan
Pasar Induk Kramat Jati yang konon katanya menjadi pasar tradisional terbesar
di asia tenggara, kafila juga dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang sudah banyak dikenal oleh orang
indonesia, lalu juga dekat dengan Ragunan sebuah kebun binatang yang sangat
terkenal di Jakarta, dan masih banyak lagi. Pondok kafila ini baru berdiri
menjadi pondok sekitar tahun 2006 dengan angkatan 1 kurang lebih berjumlah 12
orang (kalau tidak salah J ) hingga saat ini 2017 ini sudah melahirkan alumni 5
angkatan. Pondok kafila ini didirikan oleh seseorang yang sekaligus menjadi
penyumbang donasi terbesar yang saat ini menjadi pembina yayasan Kafila
Thoyyiba (kalau belum ganti J). Beliau adalah Bpk. Ir. H. Abdullah Mas’ud (semoga selalu diberikan keberkahan didunia
maupun di akherat). Yang berkat bantuan beliau Kafila menjadi pondok pesantren
yang berbasis beasiswa full selama 6 tahun dan melahirkan generasi generasi
muslim yang berprestasi. Pondok kafila tidak semata mata langsung berdiri
menjadi sebuah pondok pesantren melainkan melalui beberapa perjuangan. Kafila
dulu bukanlah sebuah pondok ,dulu (entah tahun berapa yang jelas sebelum
2006) kafila hanyalah tempat tinggal
sekaligus tempat didikan orang orang yang putus sekolah. Itu semua karena rasa
kepedulian Bpk Abdullah Mas’ud terhadap kurangnya kualitas pendidikan anak anak
dari keluarga yang tidak mampu di indonesia, hingga terlahirlah sebuah
pesantren yang berbasis beasiswa full selama 6 tahun pada tahun 2006.
Pada awal masuk, kami berjumlah 20 orang, 20 orang itu bukan
minimnya peminat di pondok kami melainkan 20 rang itu hasil akhir seleksi
melalui beberapa seleksi yang akhirnya terkumpulah 20 orang terpilih, yang
insyaallah memang dipilih oleh Allah untuk menjalin satu ikatan ukhuwah yang
tidak hanya berteman sampai akhir hayat melainkan sampai syurganya kelak kita
bersama sama kembali. Amiin. Seiring berjalannya waktu satu persatu sahabat
sahabat kami memisahkan diri karena alasan dan tujuan masing masing . Mereka
itu ialah Farij, Imam, Vicko, Wildan. Sahabat sahabat kami ini memisahkan diri
pada saat jenjang SMP, ya setengah perjalan kami, kami sudah kehilangan 4
sahabat terbaik, baru berjalan 3 tahun mereka sudah memisahkan diri untuk
alasan dan tujuan masing masing. Memang sedih ketika melihat sahabat itu tak
akan lagi bersama kembali tetapi kami tak boleh terbawa suasana hati karena
bagi kami, kami masih mempunyai 16 sahabat terbaik yang harus terjaga kesolidan
dan kekompakannya. Lalu ketika kami memasuki jenjang SMA kami dipertemukan
dengan 3 sahabat baru kami, yang insyaallah sengaja pilihkan untuk bergabung
bersama kami. Mereka ialah Azka, Juma , dan Fauzan. Mereka sama seperti kami
yang sekolah SMP nya berasal dari dari mahad atau pesantren yang berbeda beda
tetapi kini kita menjadi satu almamater Kafila. Seiring berjalannya waktu
ketika setelah menjalani masa SMA 1 tahun tibalah saya merasa kejenuhan serta
ketidak betahan , pada tahun ini saya memutuskan untuk mundur dan memisahkan
diri dari teman teman karena saya merasa memang tidak bisa mengikuti proses
bersama teman teman. Tetapi bukan berarti saya melupakan teman teman hanya saja
saya memutuskan untuk pindah sekolah. Akhirnya kenaikan kelas 2 SMA saya
memutuskan untuk pindah ke sekolah lain yang masih bernotabene pesantren .
Sejak itulah saya tidak tahu perkembangan dari teman teman saya tetapi terkadang
saya mendapat berita satu persatu teman telah menamatkan hafalan Qurannya,
ketika mendengar itu benar benar ada rasa sangat senang walau ada sedikit
kekecewaan karena saya tidak bisa bersama sama berjuang untuk menamatkan
hafalan Quran . Tetapi bukan berarti saya berhenti untuk menghafal Quran hanya
saja menghafal dengan tempo yang agak lamban.
Sedikit
pengalaman yang bisa ceritakan, yaitu pengalaman ketika saya masih awal awal
mondok di Kafila, mungkin sekitar sebulan atau 2 bulan. Sebenarnya pengalaman
ini pengalaman yang tidak patut di contoh tetapi saya memilih pengalaman ini
karena saya merasa pengalaman di pondok yang paling mengenang adalah pengalaman
ketika kami masih awal awal di pondok, ketika masih bocah yang baru mondok.
Pada saat itu saya bersama sebagian teman teman saya merasa jenuh di pondok dan
ingin merasakan hiburan di luar , saya bersama teman teman kalau tidak salah
sebut saja Adib, Mushab, Thoha, dan Akmal pada saat itu kami berencana ingin refreshing
bermain game online di warnet padahal dalam peraturan pondok pesantren warnet
itu dilarang tetapi karena rasa jenuh dan sifat kebocahan kami kami nekat untuk
melakukannya. Seperti biasanya, libur mingguan dalam pondok kami ialah hari
Jumat, pada hari itu , hari Jumat kami izin keluar tetapi kami menyalahkan
perizinan untuk bisa ke warnet . Tibalah kami di warnet dan pada saat itu
syukurnya warnet sepi karena anak anak sekolah masih kegiatan KBM. Kami bermain
warnet sekitar 3 jam (kalo gak salah). singkat cerita kami selesai dari
refreshing kami dan langsung balik pulang ke pondok kami. Selama di perjalanan
kami memikirkan alasan dan cara cara agar tidak ketauhan kalau kami baru saja dari
warnet, kami mendapat ide untuk beralasan jalan jalan dan membeli jajan di
tempat yang jauh. Dengan membeli sepelastik gorengan untuk jaga jaga meyakinkan
argumen kami. Akhirnya kami tiba di pesantren dengan membawa sepelastik
gorengan. Kami berjalan memisah agar tidak dicurigai pikir kami waktu itu. Kami
melewati kantor guru yang letaknya pada saat itu bisa dibilang dekat dengan
gerbang. Tetapi ternyata kenyataan tak seperti ekspetasi yang kita khayalkan.
Kami sudah memikirkan cara cara yang begitu matang tetapi ternyata tetap saja
ketauhan oleh sang kepala bagian asrama ialah Ustad Nur Hamdi, beliau dikenal
menyeramkan ketika benar benar marah. Kami dipanggil semua untuk menghadap,
lalu kami di tanyai satu persatu, dan yang membuat saya ngakak ketika
mengingatnya itu alasan dari setiap kami berbeda beda tak seperti yang
direncanakan. Karena pada dasarnya kami memikirkan alasan bohong masing masing
apa yang bisa dipercaya . Singkat cerita kami ketauhan karena pada saat itu
kami tidak satu alasan dan ketauhan sekali berbohong, akhirnya kami dihukum
dari kepala asrama dengan hukuman yang sudah dikenal oleh kalanga santri yaitu
hukuman gundul (kalau tidak salah , karena sudah terlalu sering dihukum hihi J). Itulah
sedikit pengalaman saya ketika mondok di Kafila.
Kesan
saya terhadap kafila begitu banyak terkesan untuk saya . walau hanya mondok
selama 4 tahun di kafila tetapi begitu berasa untuk saya. Kesan saya terhadap kafila saya merasa sangat senang bisa
mempunyai teman teman yang insyaallah Allah pertemukan kembali di syurganya
nanti. Amiin. Teman teman yang selalu berlomba dalam kebaikan, teman teman yang
selalu itsar(mengalah) untuk temannya sendiri. Pokoknya kesan saya, saya rindu
dengan perteman kalian wahai teman teman. Moga moga kalian selalu diistiqomahkan
Allah untuk selalu di jalan yang diridhoinya. Amiin.
Sekian
coretan yang saya buat mohon maaf jika banyak didapati kesalahan karena saya
baru mengerjakannya pada deadline waktu pengumpulan, karena terburu buru
mungkin banyak didapati kesalahan. Pesan saya terakhir untuk teman teman ‘See
You On Top’ moga sukses dunia dan akherat. Amiin.
Penulis: Abdullah Izzul Islam